batik

Empat wanita asal Tennessee, Amerika Serikat belajar membatik
Di Kreasi Batik Asmah,
Milik Azmiah di Jl H Somad No 41, Olak Kemang, Danau Teluk Jambi

Batik sebagai warisan budaya Indonesia telah mendapat pengakuan dunia dengan ditetapkannya Batik sebagai warisan budaya Indonesia dan benda milik Bangsa Indonesia oleh Badan Dunia PBB UNESCO 2 Oktober 2009. Sehingga tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasioanal.

Sejarah 

Kain batik dibawa dan diperkenalkan pertama kali di daerah Jambi oleh Haji Muhibat pada tahun 1875. Saat itu, ia berserta keluarganya datang dari Jawa Tengah untuk menetap di Jambi. Pada masa itu produksi batik Jambi dan perdagangannya secara terbatas pada kaum bangsawan dan raja Melayu Jambi sebagai pakaian adat. Motifnya pun masih sangat terbatas, bercorak ukiran seperti yang ada pada rumah adat Jambi. Di masa ini batik Jambi merupakan hasil karya seni yang tidak dapat dimiliki oleh sembarang orang. Batik Jambi di konsumsi hanya oleh masyarakat yang mempunyai tingkat kehidupan sosial yang tinggi, misalnya kerabat kerajaan atau kaum bangsawan. Dengan berakhirnya masa kesultanan Jambi, kebutuhan akan batik Jambi menurun secara drastis, sehingga jarang ditemukan ada pengrajin batik Jambi. kalaupun ada, pengrajin itu sudah tua.

Pada zaman penjajahan Belanda, berita tentang batik Jambi marak kembali dengan munculnya berbagai artikel yang ditulis oleh penulis berkebangsaan Belanda. Salah satunya adalah B.M. Gosligs yang dalam artikelnya mengatakan bahwa atas persetujuan Prof. Vam Eerde dia meminta residen Jambi Tuan H.E.K. Ezermenn untuk meneliti batik Jambi. Sekitar bulan oktober 1928 datang tanggapan dari Ezernann, bahwa di dusunkampung Tengah (kelurahan Tengah) pada waktu itu memang sesungguhnya ada pengrajin batik dan menghasilkan karya-karya seni batik yang Indah. (B.M Goslings halaman 1411)

Dari keterangan di atas, sejak zaman Kesultanan, zaman Belanda, zaman Kemerdekaan di Jambi memang terdapat seni batik, walaupun produksi dan pemakaiannya masih terbatas. Setelah zaman orde baru terutama sejak tahun 80-an hingga sekarang, perkembangan batik Jambi sangat pesat sekali. Pembinaan terhadap sanggar-sanggar batik, dilakukan secara intensif dan massal. Pemakaian batik Jambi tidak lagi terbatas pada kalangan-kalangan tertentu tetapi sudah memiliki kebebasan. Batik Jambi menjadi milik masyarakat dan kebanggaan bangsa Indonesia dan dikenal bukan hanya di Indonesia tetapi sampai ke manca Negara.

Nama-nama Motif Batik Jambi

Batik Jambi memiliki ciri khas yang unik dan eksotis. Baik dari segi warna maupun motifnya sediri. Sebagian besar pewarnaan batik Jambi diambil dari bahan-bahan alami yang ada di alam sekitar Jambi, yaitu campuran dari aneka ragam kayu dan tumbuh-tumbuhan, seperti :

  • Kayu Sepang menghasilkan warna kuning kemerahan.
  • Kayu Ramelang menghasilkan warna merah kecokelatan.
  • Kayu Lambato menghasilkan warna kuning.
  • Kayu Nilo menghasilkan warna biru.
  • dsb

Motif batik Jambi sebagian besar diambil dari bentuk flora dan fauna, sebagai mana motif batik yang terdapat di Indonesia pada umumnya. Namun dilihat dari bentuk motif corak dan pewarnaannya, batik Jambi memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan batik yang ada di daerah lain.

Keunikan seni batik Jambi terletak pada kesederhanaan bentuk motif dan pewarnaan yang khas, yaitu bentuk motif yang tidak berangkai (ceplok-ceplok) dan berdiri sendiri-sendiri.

Pemberian nama pada motif batik Jambi, diberikan pada setiap satu bentuk motif, seperti motif bunga melati, motif bungo tanjung, motif riang-riang dan sebagainya. Jadi bukan diberikan pada suatu rangkaian bentuk dari berbagai unsur atau elemen yang telah di desain sedemikian rupa yang telah menjadi satu kesatuan yang utuh kemudian baru diberi nama. 

Adapun motif batik Jambi yang hingga saat ini masih bisa dirangkum adalah sebagai berikut :

1. Motif wayang Gengseng
2. Motif bungo Durian
3. Motif Keris
4. Motif pucuk Rebung
5. Motif tabor titik
6. Motif Potong Intan
7. Motif tabor bengkok
8. Motif Siput
9. Motif Kepiting
10. Motif Ikan
11. Motif Bungo Tanjung
12. Motif Jangkar
13. Motif Daun Kangkung 
14. Motif Riang-riang
15. Motif Bungo Matahari 
16. Motif Kaca Piring 
17. Motif Kepak Lepas 
18. Motif Taritang 
19. Motif Bungo Pauh 
20. Motif Bungo Melati
21. Motif Bungo Jatuh
22. Motif Kapal Sanggat 
23. Motif Tagapo 
24. Motif Antalas
25. Motif Keluk Paku
26. Motif Keladi Durian Pecah
27. Motif Biji Timun
28. Motif Ancak 
29. Motig Bungo Cengkeh
30. Motif Merak ngeram 
31. Motif Ayam Lepas
32. Motif Galo-galo 
33. Motif Bungo Bintang
34. Motif Bungo Lumut 
35. Motif tampuk Manggis
36. Motif Bungo Rambat 
37. Motif Patola
38. Motif Kuao berhias 
39. Motif Kaligrafi


Rangkuman nama-nama motif ini diperoleh dari data koleksi batik Museum Negeri Jambi pada tahun 1994/1995.

Pertumbuhan dan perkembangan batik Jambi pada masa sekarang memberi dampak yang sangat baik bagi penambahan perbendaharaan motif batik Jambi. Diantara penambahan perbendaharaan motif Jambi sebagai ciptaan masa kini oleh para designer motif batik Jambi adalah sebagai berikut :

1. Motif angso duo 
2. Motif keris siginjai 
3. Motif kerang 
4. Motif sungai batanghari 
5. Motif Daun keladi 
6. Motif kajang lako
7. Motif incung
8. Motif cendawan
9. Motif bungo kopi
10. Motif sapit udang
11. Motif Anggur


Dari kebanyakan motif diatas lebih didominasi hiasan ragam berupa bunga dan daun yang akan mendekatkan kepada unsur alam melayu Jambi. Seolah tak habis disana, tak habis hanya sampai di motif saja. Ada juga hal-hal menarik yang perlu dicermati dalam memaknai batik Jambi, sekaligus memaknai Indonesia.

Gambar motif yang melekat pada batik Jambi merupakan wujud-sadar dari watak dan karakter masyarakat melayu Jambi. Ya, tipikal orang melayu Jambi adalah sederhana, egaliter dan terbuka terhadap budaya luar, namun agak lamban merespon perubahan. Tipikal ini dilukiskan dengan sangat apik dengan menampilkan unsur-unsur yang tak rumit dan fleksibel ditiap motifnya.


Pertama, Motif Durian Pecah menggambarkan dua bagian kulit durian yang terbelah, tapi masih beertautan pada pangkal tangkainya. Dua belah kulit itu memiliki makna pada masing-masing bagiannya. Belahan pertama bermakna pondasi iman dan takwa. Bagian kedua lebih bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi. Makna yang dapat ditangkap disini adalah, pada motif Durian Pecah, adalah segala pekerjaan mesti dilandasi oleh iman dan takwa serta ditunjang oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuannya agar pekerjaan itu mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan.

Kedua, Motif Tampuk Manggis, melukiskan penampang buah manggis yang terbelah pada bagian tengahnya, menampakkan kulit luar, daging kulit, dan isi buah secara keseluruhan. Ilustrasi ini bermakna kebaikan budi pekerti, kehalusan akhlak, dan kebaikan hati tak dapat dilihat dari kulit luarnya saja.






Ketiga, Motif Kapal Sanggat, mengisyaratkan keharusan untuk berhati-hati dalam menjalankan sesuatu pekerjaan. Tidak boleh lalai dalam melaksanakan tugas, selalu waspada dan paham aturan. karena kelalaian dalam pekerjaan akan menyebabkan musibah dan mala petaka bagi yang si pekerja.







Keempat, Motif Kuao Berhias menggambarkan seekor burung Kuao yang tengah bercermin sambil mengepak-ngepakkan sayapnya. Makna yang terkandung adalah sebagai pengenalan diri. Dalam penjabarannya, kembangan kepakan dan bagian lain dari tubuh burung ini merupakan pantulan cermin yang memperlihatkan siburung tengah berhias. Dengan bercermin dan introspeksi diri daapat diketahui bagianbagian tubuh, keleihan dan  kekurangan termasuk hal spiritual. Pada manusia, dengan mengenal diri sendiri diharapkan mampu menutup atau menyempurnakan bagian-bagian yang kurang pantas termasuk berinteraksi sosial dengan masyarakat sekitar.

Hingga kini, satu-satunya ciri khas khas motif Jambi yang dapat dipertanggungjawabkan orisinalitas keberadaan adalah kesederhanaan bentuk dan kemandirian objek motif tersebut. Motif batik Jambi berdiri sendiri, tak berangkai dan merangkai, terlepas dari yang lainnya, sehingga banyak ruang kosong didalamnya. Pada batik Jambi ruang kosong itu biasanya diber isian ragam hiasan berupa bentuk tabur titik.

Penghargaan di tingkat Nasional

Kini batik Jambi telah menjadi salah satu komoditi unggulan daerah Jambi, selain telah dapat membantu pemerintah daiam menanggulangi pengangguran, juga telah mendapat penghargaan baik dari masyarakat daerah maupun tingkat nasional. Dalam perjalanannya, batik Jambi telah beberapa kali mendapat penghargaan di tingkat nasional yaitu :

  1. Upakarti tahun 1988 atas nama "Batik Relita"( H. Amran Abdullah )
  2. Upakarti tahun 1990 atas nama "Batik Nova"( Yuliawati }
  3. Upakarti tahun 1993 atas nama Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi Jambi (Hj. Lily Abdurrahman Sayoeti )
  4. Upakarti tahun 1994 atas nama "Batik Mawarda"( Hj. Juriah ).


Postingan dari berbagai sumber



0 komentar: